![]() |
| pic. itjeher.com via pixabay |
Assalamualaikum
Hi, bloggers!
Long time no see, hihihi … kangen akutuuuhh.
Jadi, ceritanya Sabtu kemarin aku sama Si Kecil dan beberapa teman kantor nonton The Lion King. Film The Lion King inilah yang menemani aku melewati masa-masa remaja dulu, hihihi jadi ketahuan deh umurku. But it’s oke lah, growing old is a necessity but being an adult is a choice. Betul apa betul? Btw, isi theatre ketika nonton film The Lion King kemarin didominasi oleh orang tua, loh. Itu menandakan orang tua kayak kita ini memang kangen sama film-film masa lalu salah satunya The Lion King ini.
Sebelum mengajak Si Adek nonton, aku sudah lihatin Si Adek film lawasnya The Lion King biar dia ga melongo aja pas nonton dan biar ga banyak nanya juga sih, secara aku pengen menghayati banget film The Lion King versi gabungan antara fotorealistik dan live-action ini. Maafkeun bunda ya Dek.
Daaaan… benerkan, dia juga jadi menikmati banget film The Lion King yang keren itu karena sudah tau film sebelumnya. Apalagi ketika Mufasa mengaum, ggrrrr … seisi theatre bergetar, Si Adek terlihat seneng banget.
Untuk jalan cerita, sebenarnya ga ada yang berbeda dengan The Lion King versi animasi 1994 lalu.
Tapi, nonton versi live-action kali ini memberikan pengalaman yang berbeda, sih. Jadi bisa tau juga karakter-karakter aslinya.
Opening yang wah, dengan menampilkan keindahan alam semesta yang begitu megah diiringi lagu Circle of Live yang tetap memesona meskipun tembang lawas banget. Ah, opening yang keren!
Opening yang wah, dengan menampilkan keindahan alam semesta yang begitu megah diiringi lagu Circle of Live yang tetap memesona meskipun tembang lawas banget. Ah, opening yang keren!
![]() |
| pic. wsls.com via pixabay |
Ga sabar rasanya menanti adegan tiap adegan yang mampu menguras emosi bahkan airmata, seperti ketika nonton versi animasinya dulu, berkali-kali.
Tapi, sayangnya… versi live action kali ini bagiku agak kurang greget. Ekspresi dan emosinya kurang dapet.
Sebenarnya hal ini bisa dipahami, karena Disney memutuskan film The Lion King kali ini dibikin semirip mungkin dengan hewan aslinya.
Tapi, seharusnya Jon Favreau selaku sutradara bisa mengantisipasi hal ini dengan berbagai aspek teknis. Pokonya penonton ga mau tau, gimana caranya agar ekspresi dan emosinya dapet gituloh, Jon! Hihihi.
Apalagi ketika Si Mufasa mati, seharusnya itu adalah moment awal yang mampu menguras emosi jiwa dan raga hu hu hu… #lebay
But, overall … The Lion King tetap menjadi animasi pujaanku sepanjang masa. Dulu pernah membayangkan karakter Si Pumbaa dan Si Timon ini aslinya seperti apa. Dua karakter yang menjadikan film ini lebih menarik. Well, sesuai ekpektasi, babi hutan yang super konyol sesuai dengan namanya. Pumbaa dalam Bahasa Swahili adalah pemalas, ceroboh atau bodoh. Sedangkan Timon adalah seekor meerkat atau suricate (masih sepupuan sama luwak) yang selalu ceria dan hobi bernyanyi. Hakuna Matata!
Eh, kedua karakter ini ada nama panjangnya, loh. Pumbaa Smith dan Timon Leslie Berkowitz,keren yak!
![]() |
| pic. wsls.com via pixabay |
Ga usah aku ceritainlah yah isi film The Lion King terbaru ini seperti apa, pokoknya sama persis dengan versi animasinya dulu. Buat teman-teman yang belum pernah nonton sama sekali dari dulu sampe sekarang… duh, ai tak tahu nak cakap ape! Kalian bisa buka di LK21 ada kok, hi hi hi ketahuan lagi kan aku suka nonton gratisan, modal kuota doang, hiks.
Pastinya, film The Lion King ini membuka sebagian masa lalu kita para orangtua keceh khususnya aku yang punya kenangan indah, intinya masa lalu yang tidak akan pernah aku lupakan.
Pasalnya, setiap soundtrack yang muncul di Film The Lion King ini menimbulkan perasaan bahagia… ada beberapa kenangan yang mampir lagi di kepala. Dari lagu circle of life, I just Can’t Wait To Be King, Hakuna Matata, Can You Feel the love tonight, dll. Benar-benar diajak bernostalgia deh sama Disney.
Pasalnya, setiap soundtrack yang muncul di Film The Lion King ini menimbulkan perasaan bahagia… ada beberapa kenangan yang mampir lagi di kepala. Dari lagu circle of life, I just Can’t Wait To Be King, Hakuna Matata, Can You Feel the love tonight, dll. Benar-benar diajak bernostalgia deh sama Disney.
Semua lagu ini, dulu… selalu masuk dalam list lagu yang harus aku putar setiap hari Rabu jam 1 siang sampe jam 3 sore.
Kok bisa? Iyaah, karena hari dan jam segitu jadwal aku siaran di radio Kids FM, ya Allah masih ada ga sih radio Kids FM ini di Bandung? Kangen banget, pengen mampir kalau nanti jalan ke Bandung lagi. Jadi di radio ini satu kali dalam seminggu boleh memutar lagu barat tapi khusus soundtrack film kartun dan animasi. Ah, ini sudah lama banget, jaman kuliah dulu … tapi rasanya kok seperti baru kemarin aja yah… jadi kangen siaran, kangen milih-milih lagu, milih bahan-bahan untuk siaran biar para pendengar cilik mendapat satu ilmu dan wawasan baru, kangen pokoknya!
![]() |
| pic.hot.liputan6.com via pixabay |
Balik lagi ke film The Lion King. Jadi, untuk kalian pecinta film animasi klasik Disney seperti aku, nonton The Lion King versi terbaru ini aku saranin jangan berekspektasi terlalu tinggi, takutnya sedikit kecewa.
Tapi, secara keseluruhan film The Lion King ini tetep keren abis. Dengan segala kekurangan ekspresinya bagiku film ini masih sangat bisa dinikmati, apalagi bagi yang belum pernah nonton versi lawasnya. Bagus juga dinikmati bersama buah hati tercinta, memanjakan mata mereka dengan kemegahan alam liar yang luar biasa, keren! Good job Disney!
Terima kasih sudah mampir.
Have a nice day you all bloggers!









