pic by. pinterest |
“Bentakannya begitu menyakitkan, setengah telingaku tuli, dan aku selalu menahan mual bila mendengar teriakannya yang memarahiku dan menunjuk-nunjuk mukaku dengan tuduhan menyakitkan dan hinaan yang merendahkan. Pendek kata, menurut ayah dan ibuku, juga saudara-saudaraku, aku adalah anak yang paling buruk, wajahku hitam, dan tidak ada satupun yang menarik dari diriku. Aku selalu dihina seakan hanya aku satu-satunya anak berkulit hitam yang memiliki wajah buruk rupa dengan hidung pesek bulat yang lahir didunia ini,” isak Michael Jackson (MJ) dalam sebuah acara reality show di sebuah televisi Amerika, menggambarkan bagaimana perasaannya yang begitu tertekan karena dirinya selalu selalu diejek dan dihina ayahnya , sebagai si hitam bermulut lebar, berambut kusut dan berhidung pesek. (sumber : www.eramuslim.com)
Have you seen my Childhood?
I'm searching for the world that I come from
'Cause I've been looking around
In the lost and found of my heart...
No one understands me
They view it as such strange eccentricities...
'Cause I keep kidding around
Like a child, but pardon me...
People say I'm not okay
'Cause I love such elementary things...
It's been my fate to compensate,
for the Childhood
I've never known...
Have you seen my Childhood?
I'm searching for that wonder in my youth
Like pirates in adventurous dreams,
Of conquest and kings on the throne...
Before you judge me, try hard to love me,
Look within your heart then ask,
Have you seen my Childhood?
People say I'm strange that way
'Cause I love such elementary things,
It's been my fate to compensate,
for the Childhood I've never known...
Have you seen my Childhood?
I'm searching for that wonder in my youth
Like fantastical stories to share
The dreams I would dare, watch me fly...
Before you judge me, try hard to love me.
The painful youth I've had
Have you seen my Childhood....
-MJ-
Sampai di sini, hati saya cukup tersayat-sayat, selama ini saya pikir Michael Jackson adalah salah satu artis yang tidak bisa menerima kenyataan tentang warna kulit dan bentuk wajah yang telah Tuhan takdirkan untuknya.
Ternyata di balik semua hal “ajaib” yang dia lakukan terhadap hidupnya. Ada sepenggal luka batin masa kecil yang terus menganga, tak kunjung reda … hingga akhir hayatnya. So, stop judging!
Dikutip dari TribunJambi.com dari berbagai sumber
Dikutip dari TribunJambi.com dari berbagai sumber
"Masa lalu Michael Jackson terungkap pertama kali saat diwawancara oleh Oprah Winfrey pada tahun 1993.
Michael juga mengakui bahwa kedisiplinan yang diterapkan ayahnya membawa pengaruh besar bagi kesuksesannya.
Marlon Jackson (kakak ke enam MJ) menceritakan, pernah dalam suatu perselisihan, Michael diangkat terbalik kemudian dipukuli di punggung dan pantatnya.
Pernah juga di suatu malam, ketika Michael sedang tidur, Joseph (Ayah MJ) memanjat dari kamarnya ke pintu kamar Jackson. Dengan mengenakan topeng menakutkan, ia masuk ke kamar, berteriak keras menakut-nakuti Michael.
Joseph mengatakan bahwa ia melakukan itu untuk mengajarkan anak-anaknya agar tidak membiarkan jendela kamar terbuka ketika tidur.
Selama bertahun-tahun setelah peristiwa tersebut, Michael sering mengalami mimpi ia diculik dari kamarnya."
Michael Jackson yang kehilangan masa kecilnya, hingga ketika dia dewasa dia mencoba menghadirkan suasana "kekanakan" didalam hidupnya. Membuat taman bermain, kebun binatang dan banyak lagi di pekarangan rumahnya. Apakah dia bahagia? Sepertinya tidak, ada fase yang terlanjur hilang di dalam hidupnya. Atas nama disiplin dan kesuksesan.
... dan masih banyak lagi cerita miris tentang masa kecil Michael Jackson yang menyedihkan.
Memang, setiap orang tua memiliki pola asuh tersendiri untuk anak-anaknya, bahkan antara anak yang satu dan yang lainnya bisa jadi menggunakan pola asuh yang berbeda. Hal ini disebabkan karena perbedaan karakter dari setiap anak.
Kita tidak berhak menghakimi pola asuh orang tua lain, tapi setidaknya kita bisa menjadikannya sebagai pelajaran apakah itu baik atau justru sebaliknya.
Michael juga mengakui bahwa kedisiplinan yang diterapkan ayahnya membawa pengaruh besar bagi kesuksesannya.
Marlon Jackson (kakak ke enam MJ) menceritakan, pernah dalam suatu perselisihan, Michael diangkat terbalik kemudian dipukuli di punggung dan pantatnya.
Pernah juga di suatu malam, ketika Michael sedang tidur, Joseph (Ayah MJ) memanjat dari kamarnya ke pintu kamar Jackson. Dengan mengenakan topeng menakutkan, ia masuk ke kamar, berteriak keras menakut-nakuti Michael.
Joseph mengatakan bahwa ia melakukan itu untuk mengajarkan anak-anaknya agar tidak membiarkan jendela kamar terbuka ketika tidur.
Selama bertahun-tahun setelah peristiwa tersebut, Michael sering mengalami mimpi ia diculik dari kamarnya."
Michael Jackson yang kehilangan masa kecilnya, hingga ketika dia dewasa dia mencoba menghadirkan suasana "kekanakan" didalam hidupnya. Membuat taman bermain, kebun binatang dan banyak lagi di pekarangan rumahnya. Apakah dia bahagia? Sepertinya tidak, ada fase yang terlanjur hilang di dalam hidupnya. Atas nama disiplin dan kesuksesan.
... dan masih banyak lagi cerita miris tentang masa kecil Michael Jackson yang menyedihkan.
Memang, setiap orang tua memiliki pola asuh tersendiri untuk anak-anaknya, bahkan antara anak yang satu dan yang lainnya bisa jadi menggunakan pola asuh yang berbeda. Hal ini disebabkan karena perbedaan karakter dari setiap anak.
Kita tidak berhak menghakimi pola asuh orang tua lain, tapi setidaknya kita bisa menjadikannya sebagai pelajaran apakah itu baik atau justru sebaliknya.
ESQ PARENTING
ESQ Parenting adalah training Parenting yang mengajarkan dan menanamkan nilai nilai spiritual dan kecerdasaan emosional kepada keluarga. Dengan ESQ Parenting, orangtua mampu menumbuhkan dan mengelola potensi anak.
Mam, menjadi orang tua yang tidak ada sekolahnya ini sering membuat kita bingung bagaimana cara menyikapi tingkah anak-anak yang terkadang tidak terduga. Apalagi di era milenial ini, duh kalau ga punya ilmunya dan stock kesabaran yang banyak … bisa-bisa kita jadi orang tua pemarah dan peng-hukum. Syereem kan?
Ilmu parenting sepertinya hanya itu-itu saja ya, Mam. Komunikasi … komunikasi dan komunikasi. Sepertinya sepele, tapi kalau tidak ada usaha untuk belajar dan memperbaiki diri sebagai orang tua, rasanya kita akan kewalahan sendiri ya, mam.
Qadarullah, Minggu, 04 Agustus 2019 kemarin digerakkan dan diringankan langkah saya menuju ESQ Parenting. Ga mau datang sendiri, saya mengajak de’Yaya yang alhamdulillah jadi partner yang asik selama games dan icebreaking di seminar kemarin.
Seminar yang sangat bagus (terima kasih ESQ) untuk para orang tua dan calon orang tua, meski rasanya saya terlambat untuk mengikut seminar parenting seperti ini. Karena anak sudah dua dan beranjak ABG tapi baru tergerak sekarang mendalami ilmu parenting, hiks.
Tapi, kata Bu Ida S Widayanti sebagai pemateri kemarin, ga ada kata terlambat untuk belajar, sejatinya belajar menjadi orang tua itu tidak ada batas waktu… terus belajar hingga akhir hayat.
Seminar ESQ Parenting kemarin rasanya belum cukup memenuhi “isi gelas” saya, kok jadi haus ilmu banget nih akunya.
Saya menyadari jadi orang tua yang baik itu bukan yang sering ikut seminar parenting, bukan juga yang rajin baca buku parenting. Karena sekali ikut seminar tidak langsung menjadikan kita Ibu yang baik. Jadi orang tua yang baik itu butuh proses dan pembelajaran yang panjang dan tiada habisnya. So, tetep semangat Mam, mengisi ulang “gelas-gelas kosong” kita. Karena menjadi orang tua itu pertanggungjawabannya berat, dunia dan akhirat. (self reminder)
Banyak ilmu yang didapat selama ESQ Parenting kemarin, tapi yang paling membekas adalah belajar dari masa kecilnya Michael Jackson. Dia dididik dengan sangat keras, dia dibesarkan dengan makian dan ejekan yang akhirnya terus dia bawa hingga dewasa. Orang tuanya mewariskan luka batin yang sangat dalam, kususnya sang Ayah.
Mungkin niat sang ayah bagus, agar dia disiplin dan menjadi orang sukses. Tapi sebaik apapun niat kita jika disampaikan dengan cara yang tidak baik maka hasilnya juga tidak baik ya, Mam. Jadi dapat pelajaran lagi, niat yang baik harus disampaikan dengan cara yang baik juga, agar hasilnya sangat baik. Ah, kalau cuma ngomong mah kayaknya gampang banget, yak.
Mam, betapa saya sekarang sangat menyadari bahwa, kata-kata bisa menginspirasi namun juga bisa sangat menyakiti. Harus belajar menahan dan lebih bijak lagi mengeluarkan kata-kata. Benar apa kata pepatah bahwa lidah itu lebih tajam dari pada pisau.
Air matapun sempat menetes ketika menyadari banyak sekali kekeliruan saya selama ini dalam mengelola emosi, dalam berkomunikasi kepada pasangan dan anak-anak. Langsung saya tanya de’Yaya, "Dek, bunda pernah bikin sakit hati ga?" Dia langsung jawab, "pernah! Waktu bunda panggil adek, ndut kesayanganku.”
Jleb! Yaa Allah … langsung saya peluk anak bontotku yang bertubuh subur itu dan meminta maaf. Memang aku sering menguyel-uyel perutnya sambil mencium lehernya dan berkata, “ndut kesayanganku” berkali-kali dan dia hanya senyum saja. Padahal jauh di dalam hatinya ada rasa kecewa karena merasa ibunya sendiripun tanpa sadar membully dia. (FYI: di sekolah, dia sering dipanggil “ndut” dan itu membuatnya sedih)
See, maksud hati ingin memanjakan tapi si adek malah sakit hati. Makanya, belajar ... belajar ... belajar... bundaa! (ngomong sendiri sambil gigit jilbab)
Duh, susahnya jadi orang tua yang sempurna.
Wait! Tunggu dulu … saya tidak sedang mencoba menjadi orang tua yang sempurna. Saya hanya mau menjadi orang tua yang bahagia. Agar bisa memberikan kebahagiaan seutuhnya untuk keluarga tercinta.
Karena, Kesempurnaan hanya milik Allah semata, tapi kebahagiaan milik seluruh hamba-Nya. Betul apa betul?
Bersama Bu Ida S. Widayanti pemateri dan penulis buku parenting, cuma kebagian 3 bukunya, kehabisan diborong emak-emak keceh ESQ Parenting - Batam |
Sampai di sini dulu sharing parenting ala alakadarnya kataheni.com hihihi semoga ada manfaatnya meskipun sedikit. Harap maklum karena saya juga sedang tahap belajar dan terus belajar. Semangat!
Thanks for visiting, gaes!